Istilah Bahasa dan Sastra Indonesia beserta penjelasannya

Dalam Bahasa Indonesia banyak sekali terdapat kata atau istilah yang jarang digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari namun sering ditemukan pada suatu artikel, pidato atau kalimat. Meskipun terkadang istilah tersebut sering kita dengar sepele namun sebenarnya kita tidak bisa menjelaskan secara jelas apa yang di maksud dengan kata tersebut.

Nah, untuk itu kali ini Enjangcom akan memberikan info istilah-istilah dalam bahasa dan sastra Indonesia yang mungkin belum anda ketahui. Dengan mengetahuinya, diharapkan akan menambah kosakata Bahasa Indonesia.

49 istilah Bahasa dan Sastra Indonesia beserta penjelasannya Berikut kami cantumkan istilah yang dimaksud. Tips pencarian istilah : Khusus bagi anda yang menggunakan komputer, untuk mempercepat pencarian istilah silahkan tekan Ctrl + F pada keyboard anda dan ketikkan istilah yang di maksud, dengan cepat kata/istilah akan ditandai dengan blok warna kuning.

1. Abjad Abjad adalah susunan huruf yang bersistem dan dilazimkan menurut kaidah atau norma bahasa tertentu. Misalnya :
  • abjad bahasa Arab : alif ba', ta', tsa', jim, dst
  • abjad bahasa Indonesia : a, b, c, d, dst

2. Abreviasi Abreviasi proses pemendekan bentuk dari bentuk lengkap sehingga muncul bentuk baru dan berstatus sebagai kata. Misalnya :
  • polindes, merupakan pemendekan bentuk dari : poliklinik induk desa
  • poleit, merupakan pemendekan bentuk dari : politik elite
  • rudal, merupakan pemendekan bentuk dari : peluru kendali

3. Adjektif
Adjektif (kata sifat), yaitu kata-kata yang digunakan untuk menyatakan sifat atau keadaan suatu benda.
Misalnya :
  • Anak itu berlaku buruk.
  • Siswa itu pandai amat.

4. Afiks adalah bentuk imbuhan yang dibutuhkan pada kata dasar atau morfem terikat yang bisa dihubungkan pada morfem bebas sehingga membentuk kata kompleks.

Bentuk-bentuk imbuhan (afiks) a. awalan (prefiks), yaitu imbuhan yang dihubungkan di depan kata dasar atau bentuk dasar yang mengikutinya. Misalnya :
  • me -, membumi, melahap, menggaet
  • di -, dibanding, diduga, dipasok
  • in -, indisiplin, inefisiensi, informal

b. sisipan (infiks), yaitu imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar. Misalnya:
  • er -, gerigi, geretak, gergaji
  • em -, gemetar, gelembung, kemuning
  • el -, gelembung, telunjuk, pelatuk

Dalam dinamika bentuk kata infiks (sisipan) tampak inproduktif. Artinya kemampuan untuk bergabung dengan morfem bebas sangat terbatas. Atau hanya melekat pada kata ; gerigi, gemetar, kemuning, telunjuk, gelembung. c. akhiran (sufiks), yaitu bentuk imbuhan yang dibubuhkan pada akhir kata dasar. Misalnya :
  • an, ukuran, daratan, makanan
  • kan, ambilkan, suarakan, serahkan
  • i, ditebari, mewarnai, ambilid. konfiks atau afiks kombinasi, yaitu bentuk imbuhan berwujud dua terpisah yang mendukung satu fungsi.

Misalnya :
  • ke - an, kebinasaan, ketidakhadiran, kesahajaan
  • per - an, perjuangan, perdamaian, perbaikan
  • ber - an, berkejaran, berpapasan, bertebaran5. Afiks produktif

5. Afiks produktif adalah imbuhan yang berpotensi besar untuk bergabung dengan morfem bebas maupun bentuk kompleks. Misalnya :
  • afiks ber-, berkata, berdendang, bersiul, dll
  • afiks ke-an, kebelanda-belandaan, kepergian, kebersamaan
  • afiks meng-, menggambar, menangkar, menyimak6. Alinea atau paragraf

6. Alinea atau paragraf adalah untaian kalimat yang bertaut di dalamnya memuat satu pikiran pokok dan biasanya ditulis agak menjorok ke dalam bagian kalimat pertama atau awal.


7. Alinea dedukatif Alinea dedukatif adalah alinea yang menempatkan pikiran utama pada awal paragraf, kemudian diikuti untaian kalimat penjelas. Ciri-ciri paragraf dedukatif :
  • memiliki cara kerja analitis
  • pikiran pokok atau ide pokok pada awal paragraf
  • bersifat mengurai atau bergerak dari pikiran umum menuju ke hal-hal yang lebih khusus

Misalnya : Kuhadirkan buku ini buat YUYUN SURIA PRIYANGGA anakku tersayang. Belahan jiwaku yang baru berulang tahun ke-8 bulan, meski berlalu tiga hari. Buat Angga memang belum terbaca. Dari rupa tampak tak berharga.

Buat materi tentu belum berarti. Tetapi, buat masa depan adalah segalanya. Pikiran utama paragraf di atas berada pada awal paragraf dan kalimat selanjutnya adalah kalimat penjelas.

8. Alinea induktif Alinea induktif adalah alinea yang meletakkan pikiran utama pada akhir paragraf, kemudian juga boleh dikatakan bahwa paragraf induktif ialah paragraf yang diawali dari pikiran-pikiran khusus menuju ke pikiran umum.

Ciri-ciri paragraf induktif :
  • memiliki cara kerja sintetis
  • pikiran utama terletak pada akhir paragraf
  • pikiran utama berupa kesimpulan

Misalnya : Setiap aku jumpa Mbak Heni mesti membaca buku. Bila di sekolah Mbak Heni hadir lebih awal ketimbang teman-temannya. Dalam acara diskusi kelas Mbak Heni aktif bersumbang saran. Apalagi nilai rapornya, wah, rata-rata delapan.

Sehingga tidaklah salah bila semua teman mengatakan bahwa Mbak Heni sangat rajin lagi pula berprestasi di sekolahnya.

9. Aliterasi Aliterasi adalah pengulangan konsonan pada tiap awal kata dalam rangka mendapatkan efek keindahan suara. Misalnya :
  • Sepi, menekan, mendesak
  • Kaulah kandil kemerlap
  • Ke mana pun kupergi kusendiri

10. Alomorf Alomorf adalah variasi morfem terikat karena peristiwa morfologis morf = bentuk. Misalnya :
  • morf ber-, be-, bel-, merupakan alomorf
  • morfem ber -
  • morf me-, men-, mem-, meny-, meng-, menge-, merupakan alomorf morfem meng-

11. Alur atau plot Alur atau plot adalah jalinan peristiwa yang membentuk sebagai cerita , bisa ditampilkan oleh jalinan waktu, hubungan sebab akibat. Tahapan alur atau plot a. tahap perkenalan (komposisi) b. tahap pertikaian (konflikasi) c. tahap penyelesaian (solusi).

12. Alofon Alofon adalah variasi dari fonem karena lingkungan yang dimasukinya. Misalnya : bunyi "i" pada kata "titik" dan mBak Titik.

13. Alusio Alusio adalah majas dengan menampilkan ucapan atau sebutan yang sudah umum tetapi pengucapannya tidak diselesaikan tuntas. Misalnya: Kura-kura dalam perahu (bila diucapkan tuntas mestinya ditambahi pura-pura tidak tahu). Sudah gaharu cendana pula, (sudah tahu bertanya pula, demikian lanjutannya)

14. Alvelum Alvelum adalah lengkung gigi atas

15. Amelioratif Amelioratif adalah pergeseran nilai rasa kata, pada kata yang baru lebih santun bila dibandingkan dengan kata yang dulu. Misalnya:
  • kurang makan, (terasa kasar) kata yang baru, kurang gizi
  • gelandangan, (terasa kasar) muncul bentuk, tunawisma
  • bunting, (terasa kasar) kata yang baru, hamil

16. Anak kalimat Anak kalimat adalah bagian dari kalimat majemuk bertingkat yang lebih rendah kedudukannya sebagai perluasan unsur-unsur kalimat induk. Misalnya:
  • Besok, Angga pergi ke Surabaya.
  • Bila matahari sudah merebak, Angga pergi ke Surabaya
  • Bagian yang dicetak tebal tersebut merupakan anak kalimat pengganti keterangan waktu.

17. Analogi Analogi adalah proses memunculkan bentuk-bentuk baru berdasarkan contoh kata yang sudah ada sebelumnya. Misalnya, ada bentuk "kritikus" lantas kita munculkan bentuk baru: tendensius, ambisius, politikus.

18. Apokope Apokope adalah proses penghilangan fonem pada akhir sebuah kata. Misalnya: eksport - ekspor, standart - standar, uniks - unik

19. Aferisis Aferisis adalah proses penghilangan fonem pada bagian awal sebuah kata. Misalnya: akan - kan, aku - ku

20. Anonim Anonim adalah tanpa nama; awanama. Karya sastra lama biasanya bersifat anonim. Artinya penulis karya sastra itu tidak diketahui namanya.

21. Argumentasi Argumentasi adalah jenis karangan yang isinya merupakan jalinan alasan-alasan yang rasional guna meyakinkan akan kebenaran gagasan yang dipaparkan.

22. Antologi Antologi adalah kumpulan karya sastra pilihan berdasarkan pertimbangan tertentu. Umumnya, karya sastra terbaik sebagai hasil seleksi dan ada kemiripannya dengan kapita selekta. Sedangkan karya sastra yang dipilih bisa berupa kumpulan puisi, ataupun kumpulan prosa.

23. Antonim Antonim adalah kata yang berlawanan atau bertentangn maknanya dengan kata yang lain. Misalnya:
  • atas berlawanan dengan bawah
  • kanan berlawanan dengan kiri
  • jantan berlawanan dengan betina

24. Antonomasia Antonomasia adalah majas yang hanya mengungkapkan keterangannya saja, sedang bagian yang diterangkan tidak disebutkan lagi. Misalnya: Al Qur'an kitab pedoman hidup manusia. Lantas yang disebut cukup demikian: Buat kita yang baku membaca pedoman hidup kita sendiri.

25. Antitesis Antitesis adalah majas yang berisikan perbandingan antara dua perkataan yang maknanya bertentangan. Misalnya:
  • Boleh kita berhati panas tetapi jangan lupa bahwa kepala harus tetap dingin.
  • Di tengah hiruk pikuknya suasana ini, hatinya masih juga sepi.

26. Antanaklasis
Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangan kata yang berhomonim.
Misalnya:
  • Sengaja saya bawakan buah tangan untuk buah hatiku.
  • Meski buah penanya menjadi buah bibir massa, tapi belum pernah dimunculkan dalam layar gelas.

27. a.n. A.n. adalah istilah untuk penyebutan atas nama.

28. Anaptiksis Anaptiksis adalah proses penambahan bunyi pada suatu kata berfungsi sebagai pelancar ucapan. Anaptiksis = suara bakti. Misal: putra - putera, sastra - sastera, Indonesia - Indonesi(y)a

29. Angkudes Angkudes adalah kepanjangan dari angkutan pedesaan.

30. Angkuta Angkuta adalah kepanjangan dari angkutan perkotaan.

31. Amdal Amdal adalah kepanjangan dari analisis mengenai dampak lingkungan.

32. Artikel

33. Artikulasi Artikulasi adalah proses pembentukan bunyi dengan alat-alat ucap

34. Artikulator Artikulator adalah alat ucap yang dapat bergerak guna memproduksi bunyi. Misal: lidah, bibir, tenggorokan, gigi, dll.

35. Apelatif Apelatif adalah pemberian nama atas benda berdasarkan nama orang. misal:
  • Akuarium itu berisikan ikan mujair.
  • Mujair nama orang Pak Mujair
  • Ketika aku masih sekolah di SD, aku pernah membuat ketela Mukibat.
  • Mukibat nama penemu teknik okulasi ketela

36. Apendiks Apendiks adalah daftar keterangan yang terlampir pada akhir sebuah buku atau karangan (biasanya penjelasan tentang istilah-istilah yang perlu mendapatkan perhatian)

37. Asimilasi Asimilasi adalah peristiwa mengadaptasikan dua bunyi yang berbeda menjadi sama. Misal:
  • in + port - import (asimilasi parsial atau sebagian saja)
  • me + godok - menggodok (asimilasi tempat)

38. Arti kontekstual Arti kontekstual adalah makna/arti kata yang muncul berdasarkan hubungan kata dalam kalimat. Misal: hatinya berbunga-bunga karena cita-citanya tercapai. berbunga-bunga = senang

39. Arti gramatikal Arti gramatikal adalah arti kata yang muncul setelah terjadi peristiwa gramatis. Misal: kepergiannya ke seberang sana lantaran ia sudah tak berayah lagi. berayah = memiliki ayah

40. Arti Leksikal Arti leksikal adalah arti sebuah kata yang muncul berdasarkan kamus (arti yang demikian itu bersifat tetap). Misalnya:
  • Agitator = penghasut
  • bursa = tempat memperjualbelikan saham
  • obligasi, dll

41. Ansindention Ansindention adalah majas untuk menyampaikan maksud dengan cara menyebutkan sesuatu secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung (konjungsi). Misalnya :
  • Besar, kecil, tua muda hadir dalam rapat itu.
  • Gula, beras, minyak goreng, semua mudah diperoleh.

42. Art longa vita brevis Seninya panjang hidupnya pendek. Semboyan itu buat seniman yang hidupnya pendek tetapi seninya akan tetap terus.

43. Art brevis vita longa Seninya pendek hidupnya panjang.

44. Artistik Artistik adalah mempunyai nilai seni.

45. Artifisiil Artifisiil adalah tiruan.

46. Arbitrer Arbitrer adalah sewenang-wenang, manasuka.

47. Autobiografi Autobiografi adalah riwayat hidup diri-sendiri yang ditulis sendiri

48. Autodidak Autodidak adalah mendidik diri-sendiri dengan belajar sendiri. Misalnya : mendiang Adam Malik mantan Menlu RI dan mantan Wakil Presiden RI.

49. Avonturir (cerpen) Avonturir adalah cerpen yang isinya menggambarkan petualangan para pelaku-pelakunya.

Itulah 49 Istilah Bahasa dan Sastra Indonesia beserta penjelasannya, semoga yang kami sampaikan ini menjadikan informasi dan menambah pengetahuan anda mengenai bahasa dan sastra Indonesia.

Untuk menambah pengetahuan anda silahkan baca juga :